Palembang, Gajahmatinews.com – Waktu menunjukkan pukul 13.30 WIB. Seorang pria duduk termenung di sebuah sofa di ruangan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Selatan (DPRD Sumsel), yang terletak di Jalan POM IX, Palembang, Senin (7/10/2024).
Dia tampak termenung, tatapannya kosong, sembari tubuhnya bersandar di sofa warna cerah itu. Nafasnya berat, tidak beraturan, matanya menatap kosong ke langit-langit plafon ruangan. Tak ada orang lain di ruangan itu, karena masa transisi pergantian Anggota DPRD Sumsel sehingga belum banyak yang aktif bekerja. Hanya dia yang duduk santai, sambil sesekali membuka handphone dan mengutak atiknya. “Silakan masuk dek, apa kabar,” ucap pria bernama lengkap H Chairul S Matdiah, SH, MHKes itu.
Chairul adalah Sekretaris Komisi I DPRD Sumsel Periode 2019-2024. Dia baru saja selesai menghadiri rapat internal di Sekretariat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sumsel. Setelah memesan makanan ringan dan secangkir es teh manis, Chairul mulai bercerita tentang kenangan dan kebahagiaan selama lima tahun bertugas di Komisi I DPRD Sumsel.
Suara Chairul bergetar, wajahnya haru menahan tangis saat menceritakan kebahagiaannya bekerja untuk rakyat di Komisi Bidang Pemerintahan. Menurutnya tidak sulit membina hubungan kekeluargaan dengan kawan-kawan anggota dewan yang duduk di Komisi I selama satu periode, karena apa yang dikerjakan punya tujuan baik untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Sumatera Selatan.
“Rekan kerja di Komisi I sudah seperti keluarga. Kami berbagi suka dan duka dalam hidup, saling membantu satu sama lain dalam susah dan senang. Kita saling merayakan keberhasilan dan berduka atas kegagalan satu sama lain,” ucap Chairul dengan suara lirih.
Saat menjadi Wakil Ketua DPRD Sumsel Periode 2014-2019, dia menjadi Koordinator Komisi IV Bidang Infrastruktur selama 6 bulan, selanjutnya menjadi Koordinator Komisi I selama 4,5 tahun. Di Periode 2019-2024, setelah tak lagi menjadi pimpinan, ia menjabat Sekretaris Komisi I selama 5 tahun.
“Saya hanya 6 bulan menjadi Koordinator Komisi IV, saya pindah karena ada pergolakan batin. Di Komisi I suasananya sangat nyaman, semua sudah seperti keluarga, kami saling asah dan asuh, saling menasehati, sehingga tercipta hubungan harmoni yang sangat baik,” ujar Chairul yang dikenal anggota dewan yang ahli sedekah nasi bungkus bagi warga tidak mampu.
Chairul lalu meminta maaf kepada sesama anggota Komisi I 2019-2024. Suaranya tampak bergetar saat meminta maaf jika memiliki kekurangan. Ia juga mengapresiasi kerja sama anggota dewan selama lima tahun terakhir dan mengucapkan selamat bertugas terhadap anggota dewan yang baru. Pada momen ini tangis Chairul tak terbendung.
“Saya berharap semua kontribusi dan dedikasi yang telah kami lakukan lima tahun ini bisa menyumbang untuk membangun Sumsel lebih baik, lebih maju dan kesejahteraan masyarakat dapat lebih terjamin,” kata suami Hj Anisah Mardin, SH, itu.
“Terima kasih buat rekan-rekan Komisi I Antoni Yuzar (dari PKB), H A Syarnubi (PDI Perjuangan), Kartak SAS (PKB), Budiarto Marsul (Gerindra), Firdaus Ishak (Perindo), Firdaus (PKS), Sumiati (PDI Perjuangan), Toyeb Rakembang (PAN), Marzuki (Golkar), Nawawi (Golkar), Novian Fauzi (Nasdem) dan Saifudin Aswari Rifai (Gerindra). Terima kasih juga untuk Marlina Suzana dan Drs Yuarsah Ishak (Notulis), dan Zul di bagian fotografer,” tambahnya mengenang kawan-kawan sesame anggota Komisi 1 periode lalu.
Kenangan Lama Itu Muncul Kembali
Bertugas di Komisi I DPRD Sumsel memunculkan kembali kenangan dan kehidupan lama, mulai dari saat berjualan kopi, menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang, menjadi wartawan dan seorang advokat. Chairul pun mengenang beberapa kawan anggota dewan yang cukup dekat dengannya dalam aktivitas sehari-hari.
Sosok Budiarto Marsul, sudah dianggap sebagai kakak dan ‘guru politik’. Hubungan keduanya seperti keluarga dan kakak adik. “Waktu saya menjadi Pimpinan dan Koordinator, Budiarto adalah Ketua Komisi I, setelah itu kami masih di Komisi I saat saya tidak lagi menjadi pimpinan. Hubungan kami sudah seperti kakak dan adik,” katanya.
Budiarto adalah tempat curahan hati (curhat), termasuk saat mengembalikan uang ke Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia. “Waktu mengutarakan niat itu (mengembalikan uang ke KPK), Budiarto mendukung keputusan itu. Lajulah, balekkelah (Kembalikan uang-red),” katanya. Seperti diketahui, Chairul S Matdiah kerap mengembalikan uang gratifikasi ke KPK.
Budiarto juga ‘guru politik’, tempat belajar tata cara politik. “Dia memberikan semangat. Adinda pengacara, silakan terjun ke politik,” ujar Chairul mengulang ucapan Budiarto. Perkenalan dengan Budiarto, melalui almarhum Nur Iswanto, Anggota DPRD Sumsel dari PDI Perjuangan, dan juga Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra. Nur Iswanto adalah rekan satu angkatan di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang. Nur Iswanto adalah adik kandung Budiarto. “Setiap ada masalah Nur Iswanto selalu ke saya, kenal sampai dia meninggal. Budiarto waktu itu Wakil Walikota Pagaralam tahun1999, diajak Nur Iswanto ke rumah saya di Lorong AA, Kecamatan Seberang Ulu I. Dari situ awal perkenalan,” katanya.
Kartak yang Selalu Pasang Badan
Chairul dan Kartak adalah sahabat masa kecil. Chairul berjualan kopi di bawah Jembatan Ampera, sementara Kartak menjaga barang di kawasan itu. Keduanya berjuang dari bawah, sama-sama susah. “Kalau ada masalah Kartak selalu pasang badan. Saya pernah ribut dengan anggota dewan Komisi IV, hampir terjadi adu fisik. Kartak langsung telepon orang itu dan langsung maki-maki. Ada masalah apa pun, dia selalu pasang badan,” katanya.
“Kartak juga sering menegur saya kalau makan banyak dan tidak pantangan (larangan karena kondisi badan yang pernah sakit ginjal dan jantung, Red) seperti makan daging. Dia berani tegur dan menarik tangan saya,” tambahnya. Hubungan emosional juga terjadi antara Kartak dan anak-anaknya. Kartak sudah menganggap anaknya sebagai anak kandungnya, begitu juga sebaliknya. Dia menganggap anak Kartak seperti anak sendiri.
“Setiap ketemu anak saya makan selalu dibayari, walau terkadang anaknya sedang berkumpul dengan teman-temannya, dan selalu dikasih uang setiap bertemu. Dari kecil sampai anak saya sudah bekerja sebagai dokter, selalu ditraktir makan dan dikasih uang,” ujar Chairul tertawa. “Anak anak sering lapor ketemu Abah (panggilan Kartak), dikasih uang, sama kawan-kawan ditraktir makan,” sambungnya.
Bertanggungjawab Dengan Jabatan
Chairul juga mempunyai hubungan baik dengan Antoni Yuzar, Ketua Komisi I. Tidak ada bantahan selama bekerja dan tidak pernah ribut. Suasana kerja pun enak.
“Antoni Yuzar orang yang tepat waktu dan bertanggungjawab dengan jabatan,” katanya.
Setiap Rapat Selalu Mengucap ‘Keterbatasan Waktu’
Chairul sudah mengenal Firdaus Ishak saat masih menjadi wartawan, dan menjadi pengacara saat Firdaus menjabat Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). “Kami sama-sama pendukung Syahrial Oesman (Mantan Gubernur Sumsel), karena kedekatan, Firdaus sering disebut berasal dari Desa Gajah Mati. Yang selalu saya ingat, setiap rapat Firdaus selalu mengucap keterbatasan waktu,” ucap Chairul sembari tersenyum.
Jangan Terlalu Banyak Makan
Hj Sumiati sudah dianggap sebagai saudara oleh Chairul. Politisi perempuan dari PDI Perjuangan itu sering mengingatkan untuk menjaga kesehatan. “Yuk Sumi sering mengingatkan jangan terlalu banyak makan, nyicip bae (cicip saja-red). Awas hati-hati, jaga kesehatan,” katanya.
Berikan Nasihat Tentang Kehidupan
Sosok HA Syarnubi dikenal sebagai orang yang kerap memberikan ceramah atau nasihat baik tentang kehidupan. “Syarnubi selalu ceramah saat berada di mobil dan hotel. Dia mengingatkan tentang kehidupan, masa depan, harus terima takdir dan harta hanya titipan dari Allah Subhanahu wa ta ala (SWT),” katanya.
Saling Menasihati
Chairul mengenal Nawawi tahun 2009 saat menjadi Wakil Ketua DPRD Kabupaten OKI dari Partai Golkar, karena adiknya almarhum Darmiat Darmowidakdo juga Wakil Ketua DPRD Kabupaten OKI dari Partai Demokrat. “Jadi sudah seperti adik sendiri. Kami saling menasihati dan menegur. Makanya saya merasa kenangan lama muncul kembali selama bertugas di Komisi I,” katanya.
Sering Meredam Emosi
Marlina Suzana sudah bertugas sebagai Staf Chairul tahun 2017 saat menjadi pimpinan DPRD Sumsel. Lina-sapaan akrab Marlina Suzana adalah sosok penyabar dan meredam emosinya ketika marah. “Lina orang yang sabar, kalau saya emosi dia yang menenangkan. Dia orang yang baik dan kinerjanya sangat baik. Dia sudah saya anggap seperti keluarga sendiri,” katanya. (ferly marison).